Upaya Amerika Serikat (AS) dan sekutu baratnya untuk ‘memiskinkan‘ Rusia gagal. Pendapatan minyak Rusia pulih pada Maret dan April untuk mencapai level tertinggi sejak November tahun lalu.
Laporan yang dirilis Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) tersebut memperkuat bukti kemampuan https://rtpslot24jam.com/ Presiden Vladimir Putin untuk membiayai serangan Kremlin di Ukraina.
Analisis yang diterbitkan Rabu (24/5/2023) oleh lembaga riset independen dari FInlandia tersebut menemukan bahwa pendapatan Rusia dari ekspor minyak telah pulih dari level yang dicapai pada Januari dan Februari.
Temuan menunjukkan bahwa Moskow baru-baru ini berhasil mendapatkan kembali pendapatan dari ekspor bahan bakar fosil meskipun pengenaan larangan impor dari Uni Eropa akhir tahun lalu dan batas harga minyak G7 yang lebih luas.
Data ini muncul kurang dari seminggu setelah para pemimpin G7 mengatakan di akhir KTT Hiroshima di Jepang bahwa batas harga minyak dan produk minyak Rusia berhasil, pendapatan Rusia turun, dan penurunan harga minyak dan gas menguntungkan negara-negara di seluruh dunia.
Analis energi di CREA menilai kegagalan “Koalisi Batasan Harga” untuk merevisi tingkat harga dan menegakkan kebijakan telah mengakibatkan langkah-langkah “kehilangan daya tarik, integritas, dan kredibilitas.”
“Uni Eropa telah gagal dalam komitmennya untuk meninjau batas harga setiap dua bulan untuk memastikan harganya tetap lebih rendah dari harga pasar rata-rata,” kata Lauri Myllyvirta, analis utama di CREA dan salah satu penulis laporan tersebut, dikutip CNBC International.
“Ini indikasi yang jelas bahwa penegakan hukum tidak berjalan dengan baik,” tambahnya.
Adapun, pemulihan pendapatan minyak Rusia diperkirakan akan terus berlanjut
Pada awal tahun, data menunjukkan pendapatan Rusia dari ekspor bahan bakar fosil anjlok pada Desember. Hal itu sempat mengindikasikan keefektifan pembuat kebijakan yang menargetkan pendapatan minyak Rusia dan memicu seruan untuk tindakan yang lebih keras untuk membantu Kyiv menang.
Namun, temuan terbaru CREA menunjukkan bahwa pendapatan pajak minyak Rusia naik 6% secara bulanan pada April karena peningkatan pendapatan ekspor di bulan Maret.
Meskipun demikian, pendapatan Kremlin masih jauh di bawah level yang tercatat pada April tahun lalu, ketika harga minyak melonjak.
Peningkatan pendapatan ekspor pada bulan Maret menghasilkan rebound 5% secara bulanan dalam penerimaan pajak ekstraksi mineral Rusia pada April, kata laporan itu dan peningkatan yang lebih besar diperkirakan terjadi pada bulan Mei.
Artinya, setelah mencapai titik terendah pada awal 2023, pendapatan pajak minyak Rusia telah pulih karena peningkatan penjualan.
“Pendapatan pajak Kremlin mengikuti harga minyak mentah Rusia, menyoroti pentingnya batasan harga minyak. Negara bagian juga mengubah rezim pajaknya untuk mengurangi dampak pembatasan harga,” kata Isaac Levi, analis energi di CREA.
“Kecuali jika koalisi batas harga mengambil tindakan untuk menurunkan tingkat batas harga dan menutup kesenjangan penegakan hukum, perubahan pada struktur perpajakan minyak Rusia akan memaksa harga minyak mentah Rusia lebih dekat ke tolok ukur internasional, yang mengarah pada pemulihan lebih lanjut pendapatan minyak Rusia,” tuturnya.
Analisis CREA mengatakan bahwa sejak larangan impor UE dan pembatasan harga G7 atas minyak Rusia, Moskow telah memperoleh sekitar 58 miliar euro atau sekitar Rp 928 triliun pendapatan ekspor dari minyak lintas laut.