RI Diramal Bisa Pasok 50% Baterai EV Dunia!
Indonesia diperkirakan bisa memasok 50% kebutuhan baterai kendaraan listrik dunia pada dua dekade mendatang.
Direktur Utama MIND ID https://linkalternatifkas138.shop/ Hendi Prio Santoso menyebutkan bahwa Indonesia melalui salah satu anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Indonesia Battery Corporation (IBC), ditargetkan akan memproduksi 45 Giga Watt hour (GWh) pada 2034 mendatang.
“Anak perusahaan MIND ID, PT Indonesia Battery Corporation, diperkirakan akan memproduksi 45 GWh (baterai EV) pada tahun 2034,” ungkapnya saat acara ASEAN Energy Business Forum di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/8/2023).
Berdasarkan laporan McKinsey, lanjutnya, dalam peta jalan netral emisi karbon, akan ada peningkatan permintaan baterai global hingga 5.000 GWh pada 2030, dan akan semakin meningkat pada 2040 di mana permintaan akan baterai EV diperkirakan mencapai 12.700 GWh.
“McKinsey dalam peta jalan transisi net-zero memperkirakan akan ada peningkatan permintaan baterai EV global menjadi 5.000 GWh pada tahun 2030 dan akan mencapai 12.700 GWH pada tahun 2040. Dan, Indonesia diproyeksikan akan memasok 50% kebutuhan baterai EV global,” tambahnya.
Bahkan, Hendi mengatakan bahwa MIND ID memiliki tujuan menjadi lima perusahaan teratas di dunia pada tahun 2033.
“MIND ID bertujuan untuk menjadi 5 perusahaan pertambangan global teratas pada tahun 2033,” ucapnya.
“Kami siap berkontribusi terhadap pemenuhan permintaan global akan bahan baterai EV melalui produk olahan kami yang berasal dari komoditas yang ada, serta komoditas potensial di masa depan,” tandasnya.
Seperti diketahui, Indonesia pada tahun 2024 mendatang diperkirakan akan memiliki proyek baterai kendaraan listrik pertama. Tak tanggung-tanggung, proyek baterai kendaraan listrik ini dikabarkan menjadi terbesar di Asia Tenggara.
Proyek baterai “raksasa” yang dimaksud di sini yaitu pabrik sel baterai kendaraan listrik senilai US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 16,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) yang dibangun konsorsium Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution.
Proyek pabrik baterai kendaraan listrik ini dibangun di Karawang, Jawa Barat.
Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan pabrik ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Adapun proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2024 mendatang.
“Project Omega di Karawang konstruksi hampir 70-80%, nilai investasi US$ 1,1 miliar dan ini awal dari Indonesia menjadi EV Production Hub, dia terintegrasi dengan pabrik mobil Hyundai. Dia produksi juga tidak hanya buat Indonesia saja tapi juga diekspor,” kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (12/4/2023).
Toto mengatakan, kapasitas produksi baterai pada pabrik tersebut di tahun 2024 ditargetkan dapat mencapai 10 Giga Watt hour (GWh). Adapun IBC diberikan kesempatan untuk dapat masuk dalam pengelolaan pabrik tersebut, meski hanya beberapa persen.
“Kita BUMN diberi kesempatan dinegosiasikan untuk masuk ke situ secara minoritas memang gak besar hampir 5% dan saat ini dari project Omega sendiri konstruksi 80% di Karawang dan siap beroperasi 2024,” katanya.
Di sisi lain, di luar proyek tersebut, IBC sendiri juga telah menggandeng dua mitra raksasa baterai kendaraan listrik dunia untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi di Tanah Air.
Dua mitra tersebut yakni perusahaan asal China yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL), cucu usaha CATL, dan perusahaan asal Korea Selatan yakni LG Energy Solution (LGES).
Dalam kerja sama tersebut, PT Antam nantinya bakal menyediakan sumber daya nikel hingga pembangunan smelter, baik berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) maupun High Pressure Acid Leaching (HPAL).