Pariwisata Korut Diramal Melejit di 2024, Anda Minat?

Pariwisata Korut Diramal Melejit di 2024, Anda Minat?

This undated picture released from North Korea's official Korean Central News Agency (KCNA) on August 18, 2015 shows North Korean leader Kim Jong-Un visiting the Taedonggang Combined Fruit Farm in Pyongyang.    AFP PHOTO / KCNA via KNS    REPUBLIC OF KOREA OUT 
THIS PICTURE WAS MADE AVAILABLE BY A THIRD PARTY. AFP CAN NOT INDEPENDENTLY VERIFY THE AUTHENTICITY, LOCATION, DATE AND CONTENT OF THIS IMAGE. THIS PHOTO IS DISTRIBUTED EXACTLY AS RECEIVED BY AFP. 
---EDITORS NOTE--- RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT

Perekonomian Korea Utara (Korut) akhir-akhir kembali menjadi sorotan. Ini setelah pemimpin negara tertutup itu, Kim Jong Un, membeberkan beberapa realita yang dihadapi Pyongyang di bidang ekonomi.

Berbicara pada pertemuan dua hari partainya, yang dimulai pada hari Selasa (23/1/2024) Kim mengaku bahwa pemerintahannya tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar seperti bahan makanan pokok, bahan makanan, dan barang-barang konsumen untuk masyarakat.

“Perekonomian lokal secara keseluruhan saat ini berada dalam kondisi yang sangat menyedihkan, bahkan tidak memiliki kondisi dasar,” kata Kim pada rapat pleno politbiro, seperti dikutip oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah Korut pada hari Kamis (25/1/2024).

Korut sendiri telah menghadapi masalah terkait perekonomian dan kekurangan pangan sejak ia menjabat pada tahun 2012. Masalah-masalah ini semakin parah akhir-akhir https://38.180.106.158/ ini di tengah perubahan iklim, dampak Covid-19, dan sanksi internasional.

Laporan Statistik Korea Selatan (Korsel) melaporkan perekonomian Korut mengalami kontraksi selama tiga tahun berturut-turut pada tahun 2022. Data terbaru yang tersedia menunjukkan penurunan PDB Korut sebesar 0,2% tahun-ke-tahun pada tahun 2022, menyusul penurunan sebesar 0,1% pada tahun 2021, dan kontraksi sebesar 4,5% pada tahun 2020.

Sementara itu, produksi pertanian Pyongyang mengalami penurunan sebesar 4% tahun-ke-tahun pada tahun 2022, menjadi total 4,5 juta ton. Secara khusus, produksi beras mengalami penurunan sebesar 3,8% menjadi 2,07 juta ton, yang merupakan sekitar setengah dari produksi beras Korsel.

Sumber di Korut mengatakan kepada Radio Free Asia pada bulan Mei bahwa sebanyak 30% petani di dua provinsi Utara tidak dapat bekerja di pertanian kolektif karena mereka lemah akibat kelaparan.

Mendesak perbaikan situasi ekonomi, Kim memarahi para pejabat partainya dan mendesak mereka untuk segera mengambil tindakan.

“Beberapa departemen panduan kebijakan dan lembaga ekonomi telah menghindari kenyataan yang ada dan terlibat dalam diskusi tanpa secara aktif mencari solusi yang realistis dan revolusioner untuk mengatasi tugas ini.”

“Jika kita tidak dapat menerapkan kebijakan pembangunan ekonomi partai secara efektif, kita tidak akan pernah menyadari perubahan yang signifikan,” kata Kim.

Secercah harapan via pariwisata

Namun, laporan terpisah oleh Institut Pembangunan Korea Selatan (KDI) yang dirilis pada bulan Desember mencatat bahwa mungkin ada beberapa “pencapaian nyata” dalam perekonomian Korut tahun ini. Ini didorong oleh dimulainya kembali pariwisata dengan China dan penguatan kerja sama ekonomi dengan Rusia.

“Saat ini Korut sedang menghidupkan kembali kolaborasinya dengan China, termasuk pariwisata dan pertukaran personel. Selain itu, negara ini memperkuat kemitraannya dengan Rusia ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata laporan KDI.

“Tujuan ekonomi utama Korut pada tahun 2024 akan berpusat pada “memperoleh mata uang asing untuk mengatasi defisit perdagangan, menemukan peluang ekspor baru, merevitalisasi dan memperluas kerjasama pariwisata dengan China dan Rusia.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*