Harga tanah di Jakarta menjadi yang termahal, tidak heran pekerja di Jakarta yang membeli rumah di kawasan penyangga. Apalagi, harga tanah di kawasan elite Ibu Kota Jakarta seperti Menteng ternyata terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Bahkan, kenaikan harga tanah dan properti di wilayah ini disebut-sebut melampaui Singapura.
“Harga properti di Menteng 2010 itu 20 juta/m2, sekarang Rp 100 juta, berarti naik 5x lipat dalam 13 tahun. Singapura dari 10 tahun lalu sampai sekarang harganya sama aja segitu, kan sudah mentok. Kalau Indonesia gimana stagnan? Orang pertumbuhan 5% terus-terusan,” ungkap pemilik PT Panangian Simanungkalit & Associates, Panangian Simanungkalit kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (30/4/2023).
Pemerintah Singapura memang berupaya mengontrol harga properti agar tidak terbang. Salah satunya dengan menaikkan pajak atas pembelian properti dengan menggandakan bea materai bagi orang asing menjadi 60%. Hal ini dimaksudkan untuk ‘mendinginkan’ pasar properti yang harganya kian melonjak.
Sementara itu di Indonesia, harga tanah dan nilai jual objek pajak (NJOP) terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sorotan paling terlihat ke kawasan strategis seperti Menteng dan sekitarnya.
“Ada yang Rp 150 juta/m2 sekitar Dipenogoro, Teuku Umar masih ada, tapi rata-rata Rp 100 juta/m2. Dipenogoro sama Teuku Umar, udah dua jalan itu aja. Tapi sebagai residensial, Teuku Umar lebih sepi, lebih nyaman. Teuku Umar paling top lah,” ujar Panangian.
Bukan tidak mungkin, harga tanah di Indonesia bisa terus naik bahkan berkali-kali lipat dari yang ada saat ini. Sedangkan harga tanah di Singapura tetap bisa terkontrol.
“Jadi tanah di Indonesia bisa nggak Rp 1 miliar/m? Bisa. kalau Singapura mandek dari dulu harganya segitu-gitu aja. Saya 91 kuliah di NUS, Profesornya pernah ngomong sama saya, harganya udah turun, naik lagi. Indonesia belum pernah turun,” pungkas Panangian.
Harga properti di Singapura akhir-akhir ini tengah jadi sorotan. Terutama sejak viralnya kabar taipan Indonesia membeli rumah sampai senilai Rp 2,3 triliun di kawasan elite Singapura, Nassim Road.