Manajer investasi besar asal Amerika Serikat (AS) Charles Schwab Investment Management, Inc tercatat masuk ke saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO). Langkah ini terjadi pasca grup konglomerat asal Jepang, Softbank, melalui anak usahanya SVF GT Subco yang berbasis di Singapura tercatat perlahan mulai mengurangi kepemilikan di perusahaan teknologi karya anak bangsa tersebut.
Charles Schwab tercatat memiliki posisi sebanyak 990,65 juta atau setara dengan US$7,20 juta (Rp107,33 miliar) saham e-commerce dan jasa ride-hailing tersebut per 31 Maret 2023.
Selain Charles Schwab, sejumlah fund asing lain yang menambah kepemilikan di saham GOTO per 31 Maret 2023, di antaranya, Mellon Investments Corporation yang membeli 12,92 juta saham GOTO (total kepemilikan 672,38 juta saham).
Kemudian, State Street Global Advisors (US) membeli 2,69 juta saham (total 326,37 juta saham), dan ETF Architect sebesar 34,27 juta saham (total 248,47 juta saham).
Masuknya sejumlah fund asing tersebut tampaknya merespons masuknya GOTO ke dalam daftar large cap di indeks FTSE seiring adanya review semi tahunan.
Perubahan konstituen indeks FTSE sendiri efektif per 20 Maret 2023.
Informasi saja, aksi beli oleh fund asing atau lokal dan broker saham lazim terjadi si saham-saham big cap yang punya likuiditas tinggi.
Biasanya, pembelian oleh broker tidak serta-merta untuk kepentingan investasi, melainkan lantaran mereka melakukan transaksi contract for difference (CFD).
CFD adalah kesepakatan yang dibuat dalam perdagangan derivatif di pasar keuangan di mana perbedaan penyelesaian (settlement) antara harga perdagangan saat pembukaan dan penutupan diselesaikan secara tunai.
CFD memungkinan trader bertransaksi di pergerakan harga efek dan derivatif. Derivatif sendiri instrumen dalam pasar keuangan yang diturunkan dari underlying asset (aset pendasar).
Pada dasarnya, CFD digunakan oleh investor untuk membuat taruhan harga soal apakah harga underlying asset atau efek akan naik atau turun.
Berkaitan dengan hal di atas, tujuan broker melakukan pembelian suatu saham adalah untuk mengamankan underlying asset ketika ada pihak yang akan melakukan short (jual kosong) atau long di saham tersebut.