Mendengar istilah psikopat tentu begitu menyeramkan. Dalam banyak film atau serial, seorang psikopat umumnya digambarkan sebagai pembunuh berdarah dingin.
Meski demikian, banyak yang tak tahu bahwa masalah mental ini tidak hanya terbatas pada orang dewasa saja, bahkan anak psikopat pun ada dan bisa diamati ciri-cirinya. Untungnya, sebagian besar anak tidak mengidap psikopati walaupun mereka mungkin jahat atau nakal.
Mengutip Very Well Family, istilah psikopat berasal dari kata psychopathy, yakni “psych” yang berarti jiwa serta “pathy” yang berarti penyakit. Istilah ini pertama kali digagas oleh J.L.A. Koch seorang psikiater asal Jerman pada abad ke-19.
Meskipun psikopat bukanlah diagnosis kesehatan mental resmi, istilah ini digunakan untuk menggambarkan sekumpulan karakteristik dan perilaku yang menunjukkan bahwa seseorang tidak berperasaan, tidak peduli, dan licik. Dalam terminologi kejiwaan saat ini, pola tersebut secara umum dikenal dengan Antisocial Personality Disorder.
Pada tahun 2013, American Psychiatric Association memasukkan kondisi gangguan perilaku dengan sifat tidak berperasaan dan tidak emosional untuk anak usia 12 tahun ke atas dalam manual diagnostiknya. Ini adalah kondisi serius yang mencerminkan defisit interpersonal dan dapat dikaitkan dengan perilaku berbahaya.
Sebenarnya, kebanyakan orang dengan psikopati tidak menjadi pembunuh berantai. Faktanya, beberapa orang dengan psikopat menjadi pengusaha sukses dan pemimpin bisnis.
Tanda psikopat pada anak
Sebuah studi tahun 2016 yang dilakukan oleh para peneliti di University of Michigan menemukan bahwa tanda-tanda awal psikopati dapat dilihat pada anak-anak berusia 2 tahun. Bahkan pada usia ini, mereka menunjukkan perbedaan dalam empati dan hati nurani.
Studi tersebut meminta pengasuh utama, orang tua lain, dan guru/penyedia penitipan anak, untuk menilai perilaku tidak berperasaan antara usia 2 dan 4 tahun pada item berikut:
1. Anak Anda tampaknya tidak bersalah setelah berperilaku buruk
2. Hukuman tidak mengubah perilaku anak Anda
3. Anak Anda egois/tidak mau berbagi
4. Anak suka berbohong
5. Anak licik dan mencoba mengelabui Anda
Para peneliti menindaklanjuti anak-anak itu lagi ketika mereka berusia 9 tahun. Mereka menemukan bahwa anak-anak yang menunjukkan masalah perilaku paling banyak saat balita atau anak prasekolah lebih cenderung menunjukkan masalah perilaku yang terkait dengan psikopati di masa kanak-kanak.
Seorang anak dengan kecenderungan psikopat menunjukkan sifat yang mirip dengan orang dewasa yang memiliki psikopati. Misalnya, mereka menyakiti hewan atau mencoba membunuh hewan untuk kesenangan.
Remaja terkadang melukai dan membunuh hewan untuk kepuasan seksual. Hal ini sering terjadi pada gangguan psikopati/perilaku dan gangguan kepribadian antisosial.
Diagnosa psikopat
Tidak ada satu tes pun yang menunjukkan seorang anak mungkin menderita psikopati, tetapi psikolog memiliki beberapa penilaian untuk membantu menilai dan mengukur gejala psikopat pada anak.
Salah satu asesmen yang paling umum digunakan adalah Youth Psychopathic Traits Inventory (YPI). Ini adalah instrumen laporan diri, artinya remaja diberikan tes dan diminta untuk menjawab pertanyaan tentang diri mereka sendiri.
Tes ini menilai gejala-gejala berikut:
- Tidak jujur
- Narsisme
- Berbohong
- Manipulasi
- Sifat tidak berperasaan
- Tidak emosional
- Tidak ada belas kasihan
- Impulsif
- Mencari sensasi
- Tidak bertanggung jawab
- Meskipun tidak ada obat khusus yang mengobati gejala psikopati, pengobatan bisa menjadi perawatan. Obat antipsikotik, seperti risperidone, telah ditemukan untuk mengurangi agresi pada anak dengan gangguan perilaku. Stabilisator suasana hati dan obat lain juga dapat diberikan untuk membantu anak memperbaiki disregulasi emosi.